setelah sebelumnya membahas Macam - Macam Transmisi pada Elemen Mesin, Beserta Kelebihan dan Kekurangannya dan PENGUJIAN SUBTITUSI CaCO3 TAIWAN DENGAN CaCO3 PRODUK LOKAL UNTUK INDUSTRI BERBAHAN BAKU PVC - PART I maka kali ini kami akan menyampaikan salah satu hasil praktek kami tentang praktikum Pengukuran Kerataan/Kedataran Permukaan
1. Dasar Teori Alat Ukur
1.1 Pengertian
Pengukuran Kerataan/Kedataran Permukaan
1.2 Jenis-Jenis Alat Ukur Kerataan/Kedataran
Jenis alat ukur kerataan yaitu pendatar
horizontal.
1.3 Cara Menggunakan Macam-Macam Alat Ukur
Pengukuran Kerataan
Cara penggunaan alat ukur
kerataan yaitu pendatar horizontal adalah dengan cara meletakkan pendatar
horizontal pada meja rata yang ingin kita ukur kerataannya, dan cara
meletakkannya harus berimpit dengan garis yang berada pada meja rata.
1.4 Aplikasi
Pengukuran Kerataan Permukaan Dalam Kehidupan
Dalam kehidupan sehari-hari
pengukuran kerataan permukaan biasa digunakan untuk mengetahui kerataan
permukaan suatu landasan dan untuk menganalisisnya.
2. Tujuan Praktikum
Pengukuran Kerataan Permukaan
2.1 Tujuan Umum
Mengetahui teknik atau cara mengukur kerataan
dengan pendatar
2.2 Tujuan Khusus
Mampu melakukan pengukuran
suatu garis dengan pendatar dan mampu menerapkan pengukuran kelurusan untuk
analisis kerataan suatu bidang.
3. Peralatan dan Benda Ukur
3.1 Alat Ukur Praktikum dan Gambarnya
Alat ukur yang digunakan untuk
melakukan pengukuran kerataan permukaan adalah pendatar horizontal dan beberapa
alat bantu seperti batang pembimbing, klem serta kunci pas.
3.2 Gambar Benda Kerja Dalam Pengukuran
3.3 Prosedur Setting Nol
Berikut ini cara melakukan setting nol:
a. Bersihkan permukaan meja rata dan kaki
pendatar.
b. Letakkan pendatar sedemikian rupa sehingga
posisi gelembung berada di tengah. (Pada garis yang datar walaupun leveling
belum dilakukan pasti terdapat garis datar di permukaan meja rata).
c. Pasang batang pembimbing sehingga posisi
pendatar diharapkan dapat menempati posisi yang sama saat penyetelan dilakukan.
Beri tanda pada posisi kaki-kaki pendatar.
d. Balikkan posisi pendatar pada tempat yang
sama. Dalam posisi ini letak gelembung udara harus berada di tengah yang
menandakan kaki-kaki pendatar sejajar dengan tabung air.
e. Bila terjadi penyimpangan (posisi
gelembung tidak berada di tengah-tengah), maka lakukan penyetelan kedudukan
tabung sehingga posisi tabung bergeser setengah dari penyimpangan semula.
Mintalah bantuan dalam melakukan hal ini.
f. Balikkan posisi pendatar, bila gelembung
udara berada pada posisi yang sama dengan posisi gelembung sebelum dibalik,
maka hal ini menunjukan posisikedua kaki telah sejajar dengan posisi tabung.
Bila masih terdapat penyimpangan (psosisi gelembung tidak sama dengan posisi
gelembung sebelum pendatar dibalik posisinya) maka lakukan penyetelan tabung
sehingga posisi gelembung bergeser sebesar setengah dari penyimpangan tersebut.
g. Lakukan hal ini sampai posisi gelembung
sama, ketika pada saat pendatar dibalik.
3.4 Prosedur Pengukuran Kerataan Permukaan
Ada beberapa proses yang harus
dilakukan dalam pengukuran kerataan permukaan, yaitu:
A. Penyetelan Kedataran Meja
Kerja
Penyetelan ini bertujuan agar
garis (pada meja kerja) yang akan diukur berada pada jangkauan ukur pendatar.
Berikut ini merupakan prosesnya.
a. Letakkan pendatar pada posisi sejajar dengan
garis yang menghubungkan dua kaki penyangga meja (kaki pertama dan kaki kedua).
Berilah tanda positif tersebut.
b. Aturlah posisi gelembung sehingga berada
di tengah tabung dengan cara menaikkan atau menurunkan ssalah satu kaki
penyangga meja (kaki pertama atau kedua) dengan menggunakan kunci pas.
c. Posisikan pendatar berimpit dengan garis
yang melalui kaki ketiga dan tegak lurus dengan garis yang menghubungkan kaki
pertama dan kedua.
d. Aturlah posisi gelembung sehingga berada
di tengah tabung dengan cara menaikkan atau menurunkan kaki ketiga penyangga.
e. Ulangi prosedur tersebut hingga posisi
gelembung udara tidak berubah pada saat posisi pendatar dibalik.
B. Pengukuran Kerataan
a. Pasang batang pembimbing pada garis
diagonal meja rata yang akan diperiksa kelurusannya, atur sedemikian rupa
sehingga skala pada batang pembimbing melingkupi daerah pemeriksaan, dan jepit
pada sekitar ujung diagonal meja.
b. Beri tanda selang kedudukan kaki-kaki
pendatar yang akan digunakan selama pengukuran. Panjang selang pengukuran
tersebut diukur sesuai dengan panjang antara jarak center kaki depan pendatar
dengan jarak center belakang pendatar.
c. Letakkan pendatar selang pertama. Lakukan
pembacaan posisi gelembung udara dengan urutan pembacaan skala kiri yang
dilanjutkan dengan pembacaan skala kanan. Pembacaan positif dan negatif dapat
diasumsikan sendiri (penyimpangan ke kiri atau ke kanan).
d. Balik posisi pendatar kemudian ulangi
pembacaan posisi gelembung seperti prosedur di atas.
e. Ulangi pembacaan posisi gelembung untuk
selang-selang berikutnya (empat kali pembacaan pada masing-masing selang: baca
skala kanan, baca skala kiri, posisi pendatar dibalik, baca skala kiri dan baca
skala kanan).
f. Setelah pembacaan pada selang terakhir,
ulangi prosedur di atas dengan urutan selang terakhir ke selang pertama.
4. Pembahasan
4.1 Data Pengukuran
Posisi
|
Pengukuran Maju
|
Rata-rata
|
|
Posisi Awal
|
|||
Skala Kiri
|
Skala Kanan
|
||
1.
|
- 1,5
|
+ 1,5
|
|
2.
|
- 6
|
+ 6
|
|
3.
|
- 7
|
+ 7
|
|
4.
|
- 6
|
+ 6
|
|
5.
|
- 5,5
|
+ 5,5
|
|
6.
|
- 8,5
|
+ 8,5
|
|
4.2 Grafik Hasil Pengukuran
4.3 Analisis
5. Kesimpulan dan Saran
5.1
Kesimpulan
5.2
Saran
Daftar Pustaka
Rochim, Taufik
& Soetarto. 1980. Teknik Pengukuran
(Metrologi Industri). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta.
Arifin,
Syamsul. 1981. Alat-Alat Ukur dan
Mesin-Mesin Perkakas. Ghalia Indonesia : Jakarta
Timur.
S.F. Krar, J.W. Oswald, & J.E. St . Amand.
1985. Machine Tool Operations.
McGraw-Hill, Inc.: Auckland .
Burghart, Henry D. Cs. 1959. Machine Tool Operation Fifth Edition Part 1. Mc Graw-Hill, Inc.: New York .