kafecerita - Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) meluncurkan alat Pemantau cuaca With Globe yang merupakan teknologi hasil lisensi dari Jepang.
With Globe di BMKG merupakan unit kedua yang ada, Alat with Globe ini telah di kantor World Meteorological Organization (WMO) terletak di Jenewa, Swiss oleh Weather News Inc.
Kepala BMKG Andi Eka Sakya mengucapkan "Dengan adanya With Globe ini kita bisa mengembangkan sebuah ilmu pengetahuan tentang sistem bumi serta melukiskan dengan animasi kejadian cuaca yang ada di bumi ini," usai peluncuran With Globe di Jakarta, Kamis
Alat pemantau cuaca bumi ini menginformasikan animasi tutupan awan, arus laut, suhu permukaan air laut, isobar permukaan bumi, dan perubahan cuaca di atas permukaan bumi.
Dengan adanya With Globe ini, BMKG bisa melihat segala cuaca bumi, permukaan bumi di atas sebuah alat yang berbentuk bola dunia berdiameter 90 centimeter.
"Instalasi With Globe ini juga bisa digunakan untuk menjelaskan tentang proses lingkungan hidup yang begitu komplek," ujarnya.
Ia mengatakan media visualisasi hasil pengamatan fenomena cuaca bumi ini diharapkan dapat menjadi media komunikasi tentang layanan informasi BMKG kepada masyarakat.
Informasi tersebut berkaitan dengan perkembangan cuaca, perubahan iklim, kualitas udara,seismologi teknik, tanda waktu, listrik udara, gempa bumi dan tsunami.
Berbeda dengan alat-alat pemantau cuaca yang telah ada di Indonesia, With Globe memiliki cakupan yang lebih luas yaitu seluruh permukaan bumi.
Selama ini alat pemantau yang telah ada di BMKG hanya terfokus pada permukaan Indonesia dan 28 negara tetangga di sekitar Indonesia.
Ia mengatakan With Globe dapat membantu untuk melihat perubahan cuaca di seluruh dunia yang dapat berdampak pada cuaca di Indonesia, seperti fenomena El nino yang dapat dideteksi dengan melihat perubahan suhu permukaan laut di Amerika Selatan.
“With Globe telah direncanakan sejak 2012 dan dapat terealisasikan pada 2014,” kata Andi Eka Sakya.
Sumber : antaranews.com
With Globe di BMKG merupakan unit kedua yang ada, Alat with Globe ini telah di kantor World Meteorological Organization (WMO) terletak di Jenewa, Swiss oleh Weather News Inc.
Kepala BMKG Andi Eka Sakya mengucapkan "Dengan adanya With Globe ini kita bisa mengembangkan sebuah ilmu pengetahuan tentang sistem bumi serta melukiskan dengan animasi kejadian cuaca yang ada di bumi ini," usai peluncuran With Globe di Jakarta, Kamis
Alat pemantau cuaca bumi ini menginformasikan animasi tutupan awan, arus laut, suhu permukaan air laut, isobar permukaan bumi, dan perubahan cuaca di atas permukaan bumi.
Dengan adanya With Globe ini, BMKG bisa melihat segala cuaca bumi, permukaan bumi di atas sebuah alat yang berbentuk bola dunia berdiameter 90 centimeter.
"Instalasi With Globe ini juga bisa digunakan untuk menjelaskan tentang proses lingkungan hidup yang begitu komplek," ujarnya.
Ia mengatakan media visualisasi hasil pengamatan fenomena cuaca bumi ini diharapkan dapat menjadi media komunikasi tentang layanan informasi BMKG kepada masyarakat.
Informasi tersebut berkaitan dengan perkembangan cuaca, perubahan iklim, kualitas udara,seismologi teknik, tanda waktu, listrik udara, gempa bumi dan tsunami.
Berbeda dengan alat-alat pemantau cuaca yang telah ada di Indonesia, With Globe memiliki cakupan yang lebih luas yaitu seluruh permukaan bumi.
Selama ini alat pemantau yang telah ada di BMKG hanya terfokus pada permukaan Indonesia dan 28 negara tetangga di sekitar Indonesia.
Ia mengatakan With Globe dapat membantu untuk melihat perubahan cuaca di seluruh dunia yang dapat berdampak pada cuaca di Indonesia, seperti fenomena El nino yang dapat dideteksi dengan melihat perubahan suhu permukaan laut di Amerika Selatan.
“With Globe telah direncanakan sejak 2012 dan dapat terealisasikan pada 2014,” kata Andi Eka Sakya.
Sumber : antaranews.com